VEKTOR
VEKTOR
A. Definisi, Gambar, dan Notasi Vektor
Seperti telah disinggung sebelumnya, besaran vektor adalah besaran yang
memiliki nilai dan arah. Dalam ilmu Fisika, banyak besaran yang termasuk
vektor, di antaranya perpindahan, gaya, kecepatan, percepatan, dan
momentum. Selain besaran vektor, ada juga besaran yang hanya memiliki
nilai. Besaran seperti ini disebut besaran skalar. Besaran yang termasuk
besaran skalar, di antaranya massa, waktu, kuat arus, usaha, energi,
dan suhu.
Sebuah vektor digambarkan oleh sebuah anak panah. Panjang anak panah
mewakili besar atau nilai vektor, sedangkan arah anak panah mewakili
arah vektor. Notasi atau simbol sebuah vektor dapat menggunakan satu
atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya, misalnya A atau AB . Akan
tetapi, dalam buku ini, vektor digambarkan oleh sebuah huruf yang
dicetak tebal dan miring, misalnya A atau B. Gambar 2.1 menunjukkan
gambar beberapa vektor dengan notasinya. Titik A disebut titik pangkal
vektor dan titik B disebut ujung vektor.
Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya
dengan memberi tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan.
Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|atau A dan besar vektor B
ditulis |B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu
terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah
vektor dinyatakan terhadap sumbu-x positif. Gambar 2.2 memperlihatkan
tiga buah vektor A, B, dan C dengan arah masing-masing membentuk sudut
45°, 90°, dan 225° terhadap sumbu-x positif.
B. Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Grafis dan Analitis
Pernahkah Anda membayangkan jika Anda berenang di sungai searah dengan
aliran sungai, kemudian Anda tiba-tiba berbalik arah 90° dari arah
pergerakan semula? Apakah posisi terakhir Anda tepat sesuai keinginan
Anda? Tentu tidak, arah akhir posisi Anda tidak akan membentuk sudut 90°
dari posisi semula karena terdapat hambatan arus sungai yang membuat
arah gerak Anda tidak tepat atau menyimpang. Anda dapat menentukan
posisi akhir Anda dengan cara menjumlahkan vektor gerak Anda, baik
perpindahannya maupun kecepatannya. Apakah Anda mengetahui cara
menjumlahkan dua buah vektor?
Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena
vektor selain memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yang diperoleh
dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan. Berikut
ini akan dibahas metode-metode untuk menentukan vektor resultan.
1. Resultan Dua Vektor Sejajar
Misalnya, Anda bepergian mengelilingi kota Palu dengan mengendarai
sepeda motor. Dua jam pertama, Anda bergerak lurus ke timur dan menempuh
jarak sejauh 50 km. Setelah istirahat secukupnya, Anda kembali
melanjutkan perjalanan lurus ke timur sejauh 30 km lagi. Di lihat dari
posisi asal, Anda telah berpindah sejauh sejauh 50 km + 30 km = 80 km ke
timur. Dikatakan, resultan perpindahan Anda adalah 80 km ke timur.
Secara grafis, perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3.
Sedikit berbeda dengan kasus tersebut, misalnya setelah menempuh jarak
lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh 30 km. Relatif
terhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km ke
timur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada Gambar 2.4.
Dari kedua contoh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3 dan Gambar
2.4, menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan menjumlahkan
aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar,
yakni, sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R, adalah
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor A dan B. Sebaliknya, jika
kedua vektor tersebut berlawanan, besar resultannya adalah
dengan arah vektor R sama dengan arah vektor yang terbesar.
2. Resultan Dua Vektor yang Saling Tegak Lurus
Misalnya, Anda memacu kendaraan Anda lurus ke timur sejauh 40 km dan
kemudian berbelok tegak lurus menuju utara sejauh 30 km. Secara grafis,
perpindahan Anda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5. Besar resultan
perpindahannya, r, diperoleh menggunakan Dalil Pythagoras, yakni
sebagai berikut
dan arahnya
terhadap sumbu-x positif (atau 37° dari arah timur).
Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, A dan B, yang
salingtegak lurus akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya
terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A searah sumbu-x.
3. Resultan Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Sekarang tinjau dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit
sudut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6 (a). Gambar vektor
resultannya dapat diperoleh dengan cara menempatkan pangkal vektor B di
ujung vektor A. Selanjutnya, tarik garis dari titik pangkal vektor A ke
titik ujung vektor B dan buatkan panah tepat di ujung yang berimpit
dengan ujung vektor B. Vektor inilah, R, resultan dari vektor A dan B.
Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6 (b).
Besar vektor resultan, R, dapat ditentukan secara analitis sebagai
berikut. Perhatikan Gambar 2.7. Vektor C dan D diberikan sebagai alat
bantu sehingga vektor A + C tegak lurus vektor D dan ketiganya membentuk
resultan yang sama dengan resultan dari vektor A dan B, yakni R .
Dengan menggunakan Dalil Pythagoras, besarnya vektor resultan R adalah
Selanjutnya, juga dengan menggunakan Dalil Pythagoras, dari gambar diperoleh
dan dari trigonometri,
Dengan memasukkan dua persamaan terakhir ke persamaan pertama, diperoleh besarnya vektor resultan R.
4. Selisih Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| = A,
tetapi arahnya berlawanan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8. Selisih
dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan
jumlah antara vektor A dan vektor –B, seperti diperlihatkan pada Gambar
2.9. Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B.
Secara analitis, besar vektor selisihnya ditentukan dari Persamaan (2–5)
dengan mengganti θ dengan 180 – θ. Oleh karena, cos (180° – θ) = –cos θ
sehingga diperoleh
5. Melukis Resultan Beberapa Vektor dengan Metode Poligon
Jika terdapat tiga buah vektor, A, B, dan C, yang besar dan
arahnyaberbeda seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (a), resultannya
dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode poligon, yakni sebagai
berikut.
- Hubungkan titik tangkap vektor B pada ujung vektor A dan titik pangkal vektor C pada ujung vektor B.
- Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor A dan ujung panahnya tepat di titik ujung vektor C. Hasilnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 (b).
Secara matematis, vektor resultan pada Gambar 2.10 ditulis sebagai berikut.
R = A + B + C
6. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor hasil penjumlahan beberapa buah vektor yang
hasilnya nol. Sebagai contoh, lima buah vektor, A, B, C, D, dan E,
menghasilkan resultan sama dengan nol maka secara matematis ditulis A + B
+ C + D + E = 0 Dengan menggunakan metode poligon, secara grafis
vektor-vektor tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 2.11.
Perhatikan bahwa ujung vektor terakhir (vektor E) bertemu kembali dengan
titik pangkal vektor pertama (vektor A).
C Menjumlahkan Vektor dengan Metode Uraian
Dalam beberapa kasus, seringkali Anda menjumlahkan beberapa vektor yang
lebih dari dua buah. Secara grafis, metode yang digunakan adalah metode
poligon, seperti yang telah disinggung sebelumnya. Akan tetapi,
bagaimanakah cara menentukan besar dan arah vektor resultannya? Salah
satu metode yang digunakan adalah metode uraian, seperti yang akan di
bahas pada sub-subbab berikut ini.
1. Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya
Sebuah
vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus.
Vektor-vektor baru hasil uraian disebut vektor-vektor komponen. Ketika
sebuah vektor telah diuraikan menjadi vektor-vektor komponennya, vektor
tersebut dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektor
komponennya. Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras 50
kg menjadi dua karung dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah
karung yang berisi 50 kg tetap ada?
Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan menjadi dua
buah vektor komponen, masing-masing berada pada sumbu-x dan sumbu-y. Ax
adalah komponen vektor A pada sumbu-x dan Ay adalah komponen vektor A
pada sumbu-y. Dengan mengingat definisi sin θ dan cos θ dari
trigonometri, besar setiap komponen vektor A dapat ditulis sebagai
berikut.
Sementara itu, dengan menggunakan Dalil Pythagoras diperoleh hubungan
Selanjutnya, hubungan antara Ax dan Ay diberikan oleh
2. Menjumlahkan Vektor Melalui Vektor-Vektor Komponennya
Menjumlahkan sejumlah vektor dapat dilakukan dengan menguraikan setiap
vektor menjadi komponen-komponennya ke sumbu-x dan sumbu-y pada
koordinat kartesius. Metode seperti ini disebut metode uraian.
Berikut adalah tahapan-tahapan untuk mencari besar dan arah vektor resultan dengan metode uraian.
- Buat koordinat kartesius x-y.
- Letakkan titik tangkap semua vektor pada titik asal (0,0). Hati-hati, arah vektor tidak boleh berubah.
- Uraikan setiap vektor, yang tidak berimpit dengan sumbu-x atau sumbu-y,menjadi komponen-komponennya pada sumbu-x dan sumbu-y.
- Tentukanlah resultan vektor-vektor komponen pada setiap sumbu,misalnya
∑Rx= resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-x.
∑Ry =resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-y. - Besar vektor resultannya
dan arahnya terhadap sumbu-x positif
Demikianlah Materi Fisika SMA Kelas X tentang Vektor semoga bermanfaat.
YOGA PRASTYO Kls 10 MIPA 1
BalasHapusYOGA PRASTYO Kls 10 MIPA 1
BalasHapusKHOFIFAH NURISSA'ADAH 10 MIPA 1
BalasHapusKHOFIFAH NURISSA'ADAH
BalasHapusMaulida Fiska Rini X MIPA 1
BalasHapusNafila Ruliwati. X MIPA 1
BalasHapusMuhamad Khoirul ilham.x MIPA 3
BalasHapusSUSAN ARDELLIA
BalasHapusX MIPA 3
RATIH EMA MARLENA
BalasHapusX MIPA 3